Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi yang berada di Selatan Indonesia dengan ibukota Provinsi yaitu Mataram yang berada di Pulau Lombok. Nusa Tenggara Barat memiliki 2 Pulau Besar yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa disertai dengan pulau-pulau kecil yang berada di sekitar kedua pulau tersebut. Karateristik iklim di Pulau Lombok dengan Pulau Sumbawa berbeda. Kondisi topografi di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa umumnya berbukit-bukit dan gunung tertinggi di masing - masing pulau yaitu Gunung Rinjani di Pulau Lombok serta Gunung Tambora di Pulau Sumbawa. NTB dibagi menjadi 21 ZOM (Zona Musim) menurut BMKG. NTB hanya memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pembagian ZOM tidak berdasarkan pada luasan/wilayah tapi 1 ZOM bisa terdiri dari gabungan wilayah dari beberapa Kabupaten atau dari bagian Kabupaten dan kondisi klimatologisnya berbeda - beda.
Gambar 1. Peta Nusa Tenggara Barat
Sumber : http://www.seasite.niu.edu
Siklon tropis adalah badai tropis yang terbentuk di perairan / lautan hangat dengan suhu yang hangat yaitu > 26 derajat celcius. Dampak dari terbentuknya siklon tropis menyebabkan dampak secara langsung dan tidak langsung. Pada pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa Indonesia mendapatkan dampak secara tidak langsung berupa pembentukan cuaca buruk di Indonesia seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi, tidak terkecuali di NTB. Namun, kondisi cuaca buruk tidak selalu muncul akibat adanya siklon tropis. Siklon tropis bisa sebaliknya menyebakan kondisi cuaca di suatu daerah baik/cuaca baik tergantung dari kondisi unsur-unsur cuaca di wilayah tersebut.
Perubahan unsur cuaca yang dipengaruhi oleh adanya siklon juga mempengaruhi kondisi cuaca yang terbentuk, cuaca baik ataupun cuaca buruk seperti :
- peningkatan kelembapan atau penurunan kelembaban,
- peningkatan ataupun pelemahan kecepatan angin,
- penurunan atau peningkatan curah hujan,
Dampak yang cukup dirasakan akibat terbentuknya siklon tropis yaitu peristiwa banjir bandang yang terjadi di beberapa Kabupaten di Nusa Tenggara Barat. Banjir bandang yang terjadi akibat adanya keterkaitan dengan terbentuknya siklon tropis yaitu Banjir Bandang yang terjadi di Bima pada tanggal 21 Desember 2017 serta juga terjadi di Kabupaten Sumbawa.
Siklon tropis Yvette yang terjadi di sekitar selatan perairan Indonesia atau di sebelah barat Benua Australia pada 19 - 23 Desember 2016 memberikan dampak secara tidak langsung terhadap pembentukan cuaca di Indonesia seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang. Banjir bandang terjadi akibat terbentuknya cuaca buruk yaitu adanya curah hujan yang tinggi sehingga menyebakan adanya kenaikan tinggi muka air sungai, didukung oleh kondisi topografi, serta juga bisa didukung karena penebangan liar yang menyebabkan hutan gundul ataupun sampah yang menyumbat aliran sungai sehingga tidak tertampungnya air hujan yang menyebabkan banjir. Hujan dan angin kencang merupakan dampak secara tidak langsung dari terbentuknya siklon tropis Yvette. Siklon tropis Yvette yang terbentuk mengakibatkan adanya konvergensi atau pengumpulan massa udara sehingga massa udara mengalami perlambatan, selain itu juga menyebabkan adanya belokan angin (shearline) di sekitar NTB. Konvergensi dan shearline dapat dilihat melalui peta arus angin (streamline).Adanya konvergensi dan shearline yang terlihat di sekitar Jawa Timur pada gambar streamline di bawah mengakibatkan adanya penumpukan massa udara yang mengandung uap air sehingga mendukung pembenukan awan hujan. Peningkatan kandungan uap air yang menjadi bahan baku awan - awan yang menghasilkan hujan ini dapat dilihat dari nilai kelembaban di sekitar NTB, baik di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa. Awan- awan yang menghasilkan hujan lebat juga dapat dilihat dengan menggunakan citra satelit.
Tahapan – tahapan dalam pembentukan siklon yaitu tahap pembentukan, tahap belum matang, tahap matang, tahap musnah. Setiap tahapam memiliki ciri-ciri tersendiri dan tahapan pembentukan siklon yaitu :
1. Tahap pembentukan, biasanya di wilayah antara 5 hingga 15° lintang, ditandai
dengan suhu yang relatif dingin di pusatnya, pola perawanan cenderung masih
tidak teratur, berlangsung antara 0-6 hari;
2. Tahap belum matang, angin berkecepatan 34 knot (gale) mulai terbentuk,
siklon dinamai, pusat perawanan mulai menghangat, sistem dalam proses
menguat;
3. Tahap matang, intensitas relatif stabil, biasanya siklon mulai bergerak ke arah
kutub, struktur perawanan terorganisir, biasanya berlangsung kurang dari 1
hari;
4. Tahap pelemahan, sistem dalam proses melemah, pusat perawanan hangat
menghilang
Gambar 2. Banjir Bandang Bima
Sumber :http://www.kbknews.id
Siklon tropis Yvette yang terjadi di sekitar selatan perairan Indonesia atau di sebelah barat Benua Australia pada 19 - 23 Desember 2016 memberikan dampak secara tidak langsung terhadap pembentukan cuaca di Indonesia seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang. Banjir bandang terjadi akibat terbentuknya cuaca buruk yaitu adanya curah hujan yang tinggi sehingga menyebakan adanya kenaikan tinggi muka air sungai, didukung oleh kondisi topografi, serta juga bisa didukung karena penebangan liar yang menyebabkan hutan gundul ataupun sampah yang menyumbat aliran sungai sehingga tidak tertampungnya air hujan yang menyebabkan banjir. Hujan dan angin kencang merupakan dampak secara tidak langsung dari terbentuknya siklon tropis Yvette. Siklon tropis Yvette yang terbentuk mengakibatkan adanya konvergensi atau pengumpulan massa udara sehingga massa udara mengalami perlambatan, selain itu juga menyebabkan adanya belokan angin (shearline) di sekitar NTB. Konvergensi dan shearline dapat dilihat melalui peta arus angin (streamline).Adanya konvergensi dan shearline yang terlihat di sekitar Jawa Timur pada gambar streamline di bawah mengakibatkan adanya penumpukan massa udara yang mengandung uap air sehingga mendukung pembenukan awan hujan. Peningkatan kandungan uap air yang menjadi bahan baku awan - awan yang menghasilkan hujan ini dapat dilihat dari nilai kelembaban di sekitar NTB, baik di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa. Awan- awan yang menghasilkan hujan lebat juga dapat dilihat dengan menggunakan citra satelit.
Gambar 3. Siklon Tropis Yvette
Sumber : https://watchers.news
Siklon tropis memiliki beberapa fase/ tahapan pertumbuhan dari awal pembentukan hingga punahnya siklon. Tahapan pertumbuhan siklon tropis yaitu :Tahapan – tahapan dalam pembentukan siklon yaitu tahap pembentukan, tahap belum matang, tahap matang, tahap musnah. Setiap tahapam memiliki ciri-ciri tersendiri dan tahapan pembentukan siklon yaitu :
1. Tahap pembentukan, biasanya di wilayah antara 5 hingga 15° lintang, ditandai
dengan suhu yang relatif dingin di pusatnya, pola perawanan cenderung masih
tidak teratur, berlangsung antara 0-6 hari;
2. Tahap belum matang, angin berkecepatan 34 knot (gale) mulai terbentuk,
siklon dinamai, pusat perawanan mulai menghangat, sistem dalam proses
menguat;
3. Tahap matang, intensitas relatif stabil, biasanya siklon mulai bergerak ke arah
kutub, struktur perawanan terorganisir, biasanya berlangsung kurang dari 1
hari;
4. Tahap pelemahan, sistem dalam proses melemah, pusat perawanan hangat
menghilang
Gambar 5. Tahapan Pembentukan Siklon
Sumber : https://www.emaze.com
Komentar
Posting Komentar